Senin, 14 November 2011

Penggolongan Metode Riset
Menurut Supranto (2003), jenis riset dapat digolongkan menurut 1)alasannya, 2)tempat melakukan penyelidikan dan 3)metode pengumpulan data dan tekniknya. Menurut alasannya riset dibagi menjadi riset dasar (basic resarch) dan riset terapan (applied research). Menurut tempatnya riset dibagi menjadi riset perpustakaan (library research), riset laboratorium (labroratory resarch), dan riset lapangan (field research). Menurut tekniknya riset dibagi menjadi riset yang dilakukan dengan teknik survey (survey technique), riset yang dilakukan dengan teknik eksperimen (experimental technique), dan riset dengan menggunakan model ekonometrik (modelling). Menurut tingkat eksplanasi, riset dibagi menjadi riset deskriptif, riset komparatif, riset kausatif, dan riset multivarian.
Umar (2002) menggolongkan riset menjadi riset dasar (basic research) dan riset aplikasi (applied research). Riset dasar merupakan riset yang hasilnya tidak dimaksudkan untuk diaplikasikan baik oleh individu, kelompok, atau bahkan suatu badan usaha. Jenis riset ini lebih ditujukan pada peningkatan dunia ilmu. Riset aplikasi merupakan riset dimana hasil risetnya dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan baik oleh individu ataupun perusahaan.

Schroeder et.al., (2001) menjelaskan teori akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metode riset. Pada umumnya metode riset yang digunakan adalah:
• Pendekatan Deduktif (Deductive Approach)
• Pendekatan Induktif (Inductive Approach)
• Pendekatan Pragmatis (Pragmatic Approach)
• Pendekatan Etika (Ethical Approach)
• Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)
• Penelitian dengan Metode Ilmiah (Scientific Method of Inquiry)
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).

Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).

APB Statement No. 4 adalah contoh dari penelitian induksi, Statement ini adalah suatu usaha APB untuk membangun sebuah teori akuntansi. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dijelaskan di dalam pernyataan (statement) dibangun berdasarkan observasi dari praktek yang ada.
Perbedaan Pendekatan Deduktif dan Induktif<
Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan kepada pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif. Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi.
Meskipun terdapat pengecualian, sistem deduktif umumnya bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya berupaya untuk bersifat deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya merupakan sistem yang tertutup dan nonempiris yang kesimpulannya secara ketat didasarkan kepada premis. Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan empiris, pendekatan induktif bersifat deskriptif.
Salah satu pertanyaan yang menarik adalah apakah temuan riset empiris dapat bebas nilai (value-free) atau netral karena pertimbangan nilai sesungguhnya mendasari bentuk dan isi riset tersebut. Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitinya tidak mungkin sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskannya definisi konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut.
Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan induktif adalah: kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global (makro) sedangkan teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh karena premis sistem deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya pasti bersifat global. Sistem induktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya hanya berfokus kepada sebagian kecil dari fenomena tersebut yang relevan dengan permasalahan yang diamatinya.
Meskipun pembedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan yang saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan seringkali digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai ketepatan (appropriateness) premis yang pada mulanya digunakan dalam suatu sistem deduktif.
Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti suatu pola yang pasti. Para peneliti seringkali bekerja secara terbalik dari kesimpulan penelitian lainnya dengan mengembangkan hipotesis baru yang tampaknya cocok dengan data yang tersedia. Dalam konteks akuntansi, riset induktif bisa membantu memperjelas hubungan dan fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis yang mendasari praktek akuntansi. Riset induktif tersebut pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembuatan kebijakan yang biasanya mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan aturan yang akan diberlakukan.
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach)
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach) membangun teori berdasarkan kepada konsep penggunaan atau kegunaannya. Sebagian besar praktek dan prinsip yang ada sekarang dihasilkan dari pendekatan pragmatis (pragmatic approach), solusi diadopsi sebagai prinsip akuntansi berterima umum (Generally Accepted Accounting Principles / GAAP) bukan sebagai metode untuk pemecahan masalah, seharusnya hasil dari pendekatan pragmatis harus dilihat sebagai pemecahan masalah sementara saja (tentative solution)

The Sanders, Hatfield, and Moore study, dalam Schroeder et.al. (2001), menggunakan pendekatan pragmatis. Profesi akuntansi harus menyadari bahwa praktek diikuti karena berpedoman “that is the way we have always done it,” hal ini adalah alasan yang tidak memuaskan, terutama ketika muncul pertanyaan kenapa melakukan dengan cara seperti yang biasa dikerjakan.
Pendekatan Etika
Pendekatan Etika (Ethical Approach) menekankan pada konsep kejujuran (truth), hukum (justice), dan keadilan (fairness). Tidak ada orang yang menyangkal konsep ini sebagai panduan yang digunakan oleh peneliti, tetapi ada pertanyaan mengenai keadilan yang relatif, artinya keadilan bagi seseorang, belum tentu adil bagi yang lain, juga tujuan, dan kondisinya.
Pendekatan Etika tidak mudah digunakan sebagai pengembangan teori akuntansi. Pendekatan ini telah memperoleh posisi baru karena munculnya sebuah bidang dalam akuntansi yaitu “critical perspective research“.
Pendekatan Perilaku
Dalam Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach), akuntansi dianggap sebagai sebuah praktek yang konsekuensinya direfleksikan oleh orang atau kondisi sosial yang menjalankannya. Termasuk cara berinteraksi dengan organisasi lain serta fenomenanya. Perilaku dan fungsi ekonomi dari akuntansi sedang menjadi perhatian, pertanyaan mengenai bagaimana informasi akuntansi digunakan dan bagaimana informasi akuntansi kadang kala seperti menghasilkan konsekuensi yang tak diinginkan atau tak terantisipasi.
Bidang baru dalam riset akuntansi dan theory development disebut Behavioral Accounting Research (BAR). BAR merupakan ilmu yang mempelajari perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan ketika mereka terpengaruhi oleh fungsi dan laporan akuntansi berdasarkan aktifitas riset dalam ilmu perilaku. Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi bagi pembuat keputusan, dalam BAR dipelajari bagaimana pengguna laporan akuntansi membuat keputusan dan bereaksi terhadap informasi.
Fokus utama behavioral approach adalah bagaimana para pengguna informasi akuntansi mengambil keputusan dan informasi apa yang mereka butuhkan. Berbeda dengan pendekatan model keputusan yang bersifat normatif, behavioral approach bersifat deskriptif. Riset ini banyak menggunakan metode eksperimental.
McIntyre (1973), dalam Warsidi (2005), berupaya untuk menemukan apakah informasi replacement cost lebih bermanfaat dibandingkan informasi historical cost dalam mengevaluasi actual annual rate of return. Dengan kata lain, pendekatan ini berupaya untuk memahami informasi apa yang dipilih dan bagaimana informasi tersebut diproses. Empat perusahaan berukuran sedang dalam industri ban dan karet dianalisis selama suatu periode yang terdiri dari tiga tahun. Subjek eksperimennya adalah mahasiswa S-1 dan S-2. Sebagian mahasiswa menerima laporan keuangan berbasis replacement cost, sebagian lainnya menerima laporan berbasis historical cost, dan yang lainnya lagi menerima kedua jenis laporan. Subjek eksperimen tersebut diminta untuk memilih perusahaan yang akan menghasilkan actual annual rate of return tertinggi selama tiga tahun. Setelah analisis atas data eksperimental dilakukan, McIntyre (1973), dalam Warsidi (2005), gagal menunjukkan keunggulan laporan keuangan berbasis replacement cost bagi para pengguna informasi akuntansi.
Meskipun pendekatan perilaku masih dalam tahap awal pengembangan, temuannya telah banyak yang menarik perhatian. Banyak penelitian memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan yang dirumuskan secara normatif dengan proses keputusan sesungguhnya yang dilakukan oleh pengguna informasi akuntansi. Riset lainnya menunjukkan terdapatnya suatu tendensi penggunaan laporan keuangan yang dipublikasikan (published financial statements) untuk pengambilan keputusan manajerial. Meskipun pendekatan riset keperilakuan bersifat deskriptif/positif, hasilnya bisa digunakan untuk kesimpulan normatif yang bertujuan untuk memperbaiki penggunaan data akuntansi dalam pengambilan keputusan.
Penelitian dengan Metode Ilmiah
Penelitian dengan metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Penentuan hipotesa merupakan proses deduktif, mengumpulkan data adalah proses induktif sedangkan menentukan data yang diambil dan diteliti merupakan proses deduktif.
Penelitian dengan metode ilmiah dikembangkan untuk ilmu alam dan ilmu fisika, dan tidak secara khusus dikembangkan untuk ilmu sosial seperti contohnya ilmu akuntansi, Penelitian dengan metode ilmiah memiliki keterbatasan saat digunakan dalam riset akuntansi, hal ini dikarenakan pengaruh dari lingkungan manusia dan ekonomi membuat tidak mungkin menggunakan variabel konstan. Pengetahuan mengenai metode ilmiah dapat menyediakan pandangan yang berguna mengenai bagaimana riset harus dilakukan.
Penelitian dengan metode ilmiah mendapat sedikit perhatian saja dalam riset akuntansi. Prosedur yang telah ditemukan dan digunakan menjadi diterima umum (generally accepted) walaupun tidak melewati pengujian hipotesa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar